Home » » Ternyata Dia Adalah Orang Sukses

Ternyata Dia Adalah Orang Sukses




Pelajaran dari seorang perempuan yang dulu pernah tinggal bersama rasanya masih terus terngiang. Rasa sedih seolah tidak pernah hilang. Orang yang bertahan dalam pertempuran memang bisa dianggap sebagai orang yang hebat. Musuh yang dianggap sebagai rintangan selalu dihadapi oleh prajurit yang berani berperang.

Tapi apakah aku masih pantas ketika masih ada dalam pertempuran yang hanya berdiam diri? Tidak ada yang bisa aku lakukan untuk menyerang. Rasa takut untuk bertempur masih mengkarakter. Jangankan berperang, bertahan pun aku tidak mampu. Mungkin orang yang berasumsi yang bertahan dalam medan pertempuran adalah orang yang hebat. Tapi kenapa rintangan yang aku hadapi dianggap sebagai musuh.

Aku tidak menyangka kepada teman yang dulunya dicaci maki karena dianggap sebagai orang yang tidak bertanggung jawab kepada satu bendera. Tetapi keberadaanku jauh lebih hina ketimbang orang yang terlihat hina. Secara tidak langsung aku telah mencaci maki bendera yang diangap sakral.

Aku salut pada teman yang satu ini. Banyak karya yang dihasilkan setelah ia masuk pada sebuah pelatihan yang memmiliki orientasi sama. Berbeda halnya dengan aku yang setiap hari tidak ada motivasi untuk menaburkan karya-karya ini agar bisa menjadi ilmu bagi semua orang.

Semoga apa yang diasumsikan oleh orang mengenai bertahan ditempat tempur adalah tidak begitu hebat. Memang, ketika kita melihat teman akrab yang dulu telah keluar dari tempat pelatihan kita dikecam sebagai orang yang penghianat. Tapi, bagiku itu adalah sebuah tantangan besar bagi teman dekatnya agar karyanya tidak melebur dimakan oleh waktu.

Motivasi memang sangat diharapkan bagi seorang yang sedang belajar. Agar, apa yang ia cita-citakan dapat terwujud dengan sempurna. Ironis jika harus belajar dengan tingkat tinggi, namun pada akhirnya akan menyebabkan kegagalan.

Aku henti-hentinya memuji teman seperjuanganku dulu. Semoga apa yang ia impikan cepat terwujud. Aku sangat optimis bahwa dia akan menjadi orang hebat, yang tidak akan lupa pada keluarganya, serta budayanya. Karena ilmu yang ia cari bukan untuk melupakan budaya, melainkan ntuk memperkuat budayanya.

Pada saat ia pergi dari obralanku dengannya, ia mendoakan agar aku menjadi orang yang hebat pada sebuah tempat pelatihan. Dengan refleks aku berkata Mustahil. Aku sendir bingung kenapa tiba-tiba aku mengucapkan kata-kata yang tidak patut untuk disebutkan jika hal itu masih perbincangan yang baik.

 Tapi, dia hanya tersenyum sambil mengatakan tidak ada yang tidak mungkin. Hatiku ketika itu tergetar oleh kata-katanya. Sebab, aku seolah melihat sasi yang bisa mempertanggungjawankan ketika aku gagal nanti. Bagaimana tida, aku telah melihat saksi bahwa dia adalah orang yang sukses. Meski dulunya dianggap orang yang tidak sukses.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.