Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, terkadang kita merasa
selalu dibebankan oleh waktu. Setiap hendak melakukan berbagai aktifitas
terkadang dibenturkan dengan dua waktu sama yang memiliki nilai penting atau bahkan selalu
merasa tidak cukup memiliki waktu.
Berbeda halnya dengan orang disekeliling kita yang setiap harinya
berjalan dengan lancar ketika hendak melakukan aktivitasnya. Rasa tergesa-gesa
atau sama sekali tidak menjalankan karena kekurangan waktu, agaknya sulit
ditemukan pada orang yang menghargai waktu. Padahal waktu yang dimilki orang
tersebut dengan kita tidak berbeda sama sekali.
Sepertinya kita tidak bisa bersabat dengan waktu. Berbagai
pengalaman menunjukkan, waktu sama sekali tidak mengekang apa yang hendak kita
lakukan. Justru kelalaian kita yang membuat waktu tidak bisa memberi
konsekuensi. Maka dari itu, lantas siapa yang bersalah? Sebab di satu sisi
ketika orang memiliki waktu yang padat, ia sering kali menyalahkan waktu
terlalu sedikit.
Sebenarnya waktu sendiri memiliki 3 “hukum” yang selalu mengikat
kita. Dengan sistem otomatis yang dimiliki oleh waktu, tentunya kita harus
mengikuti aturan mainnya. dari tiga hukum yang dijadikan sebagai aturan main,
yakni Hak, Kewajiban, serta konsekuensi.
Pertama, jika
kita bisa membagi waktu seefisien mungkin, maka kita akan memiliki waktu yang
sangat bermanfaat. Meski kita memiliki waktu yang sangat dipadati oleh agenda
kegiatan kita, bila pandai membagi waktu, setidaknya kita bisa menghindari
jadwal bentrok. Biasanya jadwal sering bentrok karena disebabkan terlalu
membuang waktu dengan kegiatan yang tidak berguna.
Kedua, setelah
kita mendapatkan hak dari waktu, tentu kita harus melakukan “kewajiban” yang
sudah menjadi aturan mainnya. Untuk melakukan kewajiban ini, waktu hanya
memprioritas untuk selalu konsisten dalam menentukan waktu serta tidak
membuang-buang waktu dengan sia-sia. Sehingga tidak sedikit pun waktu memberi
sanksi terhadap kita.
Ketiga, setiap melakukan hal kebaikan tentunya kita akan
mendapatkan timbal balik yang baik pula. Sebagaimana yang telah diberikan
kebaikan oleh waktu. Begitu pula dengan bersikap yang dianggap sebagai
melanggar aturan terhadap waktu. Tentunya waktu tidak akan memberikan
dispensasi sedikitpun. Biasanya setelah kita melanggar waktu, sanksi yang
diberikan berupa, selalu merasa sedikit waktu, sehingga kegiatan yang dilakukan
sulit untuk optimal.
Jadi, setelah kita melihat fenomena waktu yang telah dialami,
setidaknya kita sadar bahwa waktu memiliki peran yang sangat penting dalam
hidup kita. Kita dicoba untuk menuntut untuk menghargai waktu, sehingga kita
bisa bersahabat dengan waktu.
0 komentar:
Posting Komentar