Home » » Memaafkan Teman yang Bersalah Merupakan Hal Mulia

Memaafkan Teman yang Bersalah Merupakan Hal Mulia



Rasa saling memaafkan memang harus selalu terjalin seterusnya. Namun, kebanyakan setelah saling memaafkan masih saja mencela teman lainnya. Maka dari itu, jangan sampai kita melukai hati seseorang. Karena betapa kita tidak mengetahui kepedihan yang mereka rasakan setelah kita melukainya. Maka kita lihat cerita permintaan maaf seorang di bawah ini:

Pada kalimat akhir yang kami ucapkan memang rasanya menimbulkan “pedas” yang membuat hati bisa mengkerut. Rasa itu kini aku turut merasakannya setelah hal itu terjadi padamu. Setelah hatiku dibuatnya sakit, aku sadar bahwa engkau tidak bersalah. Persoalan itu terus “menghantui” kehidupanku. Entah sampai kapan ingatan keburukan itu bisa hilang.

Malam ini memang aku menangis tak henti-hentinya. Namun, aku sangat berharap untuk bisa menyembuhkan luka yang aku derita. Mungkin engkau begitu mengerti keadaanku sekarang, dan aku pun begitu mengerti keadaanmu waktu itu. Mengapa engkau hanya terdiam. Seandainya aku sadar bahwa hatimu tersayat, mungkin aku yang akan menyembuhkannya.

Saat kemarin aku melihatmu, tak kuasa kumenahan isak tangis ini. rasa bersalah ini tidak pernah hilang hingga kini. Pun seandainya aku melupakannya, terkadang jika ingat kejadian waktu itu, kembali aku merasakan kesakitan yang luar biasa. Rasa ini perih, sakit, aku tak bisa bertahan hidup jika teru-terusan begini.

Bagaimana keadaanmu sekarang, semoga engkau baik-baik saja. Tak usah tanya keadaanku hari ini. meski engkau bertanya berulang-ulag kali, aku tetap akan berdiam diri. Mungkin rasa ini hanya aku yang bisa merasakannya. Rasanya tak usah kubagi dengan dirimu.

Bagaimana jika aku sembuh hari ini? bagaimana ketika aku sembuh engkau telah meninggalkanku? Tolonglah teman. Jangan engkau tinggalkan diriku sendirian menghadapi cobaan ini. aku tidak pernah berfikir jika eaku menghadapi sendiri.

Bulir keringat ini tak bisa kutahan. Kesakitan ini membuatku tak bisa mengusap keringatku karena menahannya. Aku sangat tidak berdaya teman. Memang ucapanku kala itu membuatmu tidak berdaya, tetapi aku sadar bahwa yang aku lakukan ini benar-benar salah. Masihkah engkau memafkanku?

Tapi, jika engkau memang tidak bisa melupakan kejadian itu, aku tidak akan pernah menyalahkanmu. Karena itu adalah kesalahankum karena itulah kecerobohanku. Semoga hati ini bisa merasakan apa yang engkau rasa hari ini. yang sudah tidak lagi merasakan sakit, serta kepedihan yang tiada ampun.

Akhir kata, maafkan aku teman. Aku memang orang yang pertama kali membuatmu sedih hingga engkau benar-benar mencoba melupakanku. Mulai detik ini aku tidak akan mengulang kejadian yang sama. Sehingga engkau benar-benar mencoba melupakanku.

Terima kasih dariku, karena engkaulah yang membuatku bahagia, karena engkau pulalah yang membuat aku tersenyum. Aku benar-benar menyesal berteman denganmu. Sebab, kebaikanmu tidak bisa aku lupakan. Maka dari itu, aku butuh maafmu teman.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.