Kelumpuhan untuk berfikir sepertinya tidak dapat
dikatakan sebagai pemberhentian untuk menaruh opini pada secarik kertas. Meski manisfestasi diksi yang ada di brain mungkin
saja melebur pada kurun waktu yang lama. Tetapi masih banyak waktu pula untuk proses pengasahan.
Jika
berbicara pada konteks sebagai orator yang terulung, mungkin takkan terwujud
sebagaimana chicarito dan sebagainya. Tidak bisa dinafikkan, orang takkan bisa
membuat sejarah hanya dengan orator yang ulungnya. Setidaknya 1 hal yang bisa
menjadikan sejarah, yakni menangis lah agar bisa dijadikan sebagai objek
sejarah.
Kitapun
perlu terus “mendorong” apa yang brain inginkan. Dengan pemahaman lain,
seharusnya tidak membiarkan kreatifitas yang menjadikan hal positif dikekang
begitu saja. Sehingga apa yang hendak kita lakukan sebagai pengabdian tidak
luput dari kehendak hati nurani serta rasa kepuasan tersendiri.
Dalam
beberapa hal, tentu hal ini tidak begitu saja terwujud, harus memiliki hasrat
untuk bisa menciptakan sejarah yang dianggap sulit untuk dilupa. Maka dari itu,
pekerjaan yang kiranya bisa dilakukan, lakukanlah hingga menjadi kebiasaan. Agar
apa yang diimpikan sebagai orang yang pembuat sejarah dapat terwujud
setelahnya.
Selain
itu, masih banyak hal lain lagi yang bisa menjadikan kita sebagai pembuat
sejarah yang sulit untuk dilupakan. Seperti misalnya, menjadi seorang penulis
yang handal. Biasanya orang-orang yang sering menulis, akan membuat sejarah
dengan sendirinya.
Ada
pula, seorang tersebut menjadi orang nomor satu diantara yang lainnya. Sehingga
apabila ia membuat sejarah, ia akan selalu dicari oleh orang lain pada saat
sekitarnya tidak bisa berbuat apa-apa terkecuali orang yang pembuat sejarahlah
yang bisa.
Dari
tulisan diatas, jelas bahwa orang tidak bisa mengekang apa yang orang lain
lakukan selama hal itu beraa pada jalur yang positif. Kita tidak bisa
menghalanginya, tidak bisa pula mendiamkannya ketika ia berada pada kesulitan.
Makada pada intinya, biarkan jarinya ditarik hingga menjadi lentur dan panjang.
Sampai pada akhirnya apa yang ia wujudkan tercapai.
0 komentar:
Posting Komentar