Yo..
Ini sepotong kisah, tentang perjalanan/seorang insan,
menapaki jejak kehidupan/Dia lahir ke dunia , dari keluarga/Tidak
miskin, kurang kaya, yo tapi sederhana/Ayah
berdagang, ibu mengasuh dia di ruma/Sejak
kecil belajar susah, hanya bersikap pasrah/Sempat
sesaat, mengenal A. S. I. dari ibu./Syukuri
rahmat, dapat singkat nikmat ilmu.
Dia
takkan gentar, meski guntur menggelegar/Aral
melintang, tak mampu untuk buat pudar/Hanya
syukuri anugerah, akan nasib dan takdir/Dia takkan
menyerah, terus berjuang hingga akhir.
Tapakilah
jejak diri, wujudkanlah mimpi, dan yakinlah kan kau raih. Yeiyeah../Lakukanlah
dari hati, beri yang terbaik, pasti kan kau raih/Dan kini,
dia injak usia labil/Dia tinggalkan satu masa kala ia kecil. Skill!
get real, he can make it.. berhasil/Sekian
dari banyak mimpi dalam hati kecil.
Kecil
sebenarnya.. berarti besar/Ia terlempar dalam
panggung hidup yang kasar/Sabar ya kawan, ini tentang edukasi, yang tak
terdapat dari sekolah, atau pun skripsi.
Tapakilah
jejak diri, wujudkanlah mimpi, dan yakinlah kan kau raih (Berpasrah pada waktu)
Woo’o/Lakukanlah dari hati, beri yg terbaik.. pasti
kan kau raih (Semua cita dan mimpimu)
Hanya
waktu yang dapat menjawab/Mampukah dia merubah, Saat semua, mimpinya
tercipt/Saat dimana jalannya, lebar terbuk/Beban
berat tertancap dipundak/Semua hanya jadi sejarah, yang terlewat/Dia
merdeka, nyata dan bahagia/Dia tertawa di akhir,
semua usaha/Dan percaya jalan tak slalu berliku/Dan
mengerti, celah untuk berpacu.
Itulah
lirik lagu motivasi yang menurutku sangat pas dengan keadaanku saat ini di
lembaga. Meski cobaan yang aku hadapi tidak seberat di alami oleh bocah dalam
syair lagu ini, Aku pikir tidak ada salahnya jika lagu ini menjadi favoritku.
Sederhana yang aku harapkan dalam
kehidupan ini, kalau kanda membaca tulisanku tentang keakuan mungkin kanda akan
tahu apa yang aku inginkan. Aku punya mimpi yang sama dengan Soeharto,
mempunyai cita-cita yang tinggi. Hanya saja aku tidak bisa menghabiskan waktu
luang untuk belajar.
Entah
kenapa, padahal ayah dan ibu mengira aku sangat rajin belajar, menjadi anak
yang soleh. Kenyataannya aku hanya menjadi seperti ini. menghabiskan uang orang
tuaku dengan foya-foya, tidak memikirkan dari mana uang itu berasal.
Aku
selalu berharap bisa menjadi bocah yang ada pada syair lagu diatas. Tidak
merepotkan kedua orang tua. Karena orang tua sering bilang pula aku harus fokus
terhadap belajarku di lembaga, meski harus mengorbankan kuliah.
Mungkin
aku hampir setiap hari menghubungi orang tua, tak banyak yang dia tanya bapakku
“Bagaimana liputannya?”. Itulah pertanyaan membuatku selalu berfikir untuk
mencari alasan agar bapakku tidak kecewa.
Selalu
menyesal yang tak ada henti-hentinya ketika menjawab dengan penuh kebohongan.
Tetapi, karena sakit yang berkata lain ketika ditanya orang tuaku. Keterpaksaan
untuk menjawab hanya di dalam hati bagiku sudah cukup untuk menutup dosaku.
Aku
percaya bahwa waktu yang aku rasakan saat ini akan menjadi saksi pondasiku
untuk membakar semangatku di lembaga. Tak akan jauh dengan lagu yang aku sukai
saat ini. berpasrah pada waktu.
Ketika
pula pelajaran tentang bersabar menjadi orang yang sukses (berpengetahuan) di
tuntut pula untuk mengimbangi dengan ketawadzu’annya. Begitu besar makna yang
terkandung dalam syair lagu di atas.
Membutuhkan
waktu yang lama untuk meraih kesuksesan bagiku tak jadi soal. Terpenting mau
membagi waktunya untuk menghibur diri. Sejauh berapun waktu yang di butuhkan
manusia untuk mendapat kesuksesannya pasti akan sukses jua.
Manusia
tidak ada yang tidak produktif, semua manusia produkstif. Jikapun manusia tidak
produktif, kesalahan kecil saja, mereka tidak memiliki ruang untuk
berproduktif. Tak sedikit orang yang tidak mengenyam bangku pendidikan,
Aku tak bisa membayangkan jika aku di kemudian hari tidak sukses (Gusti nu Agung), barangkali aku percuma setiap hari haus untuk mendengarkan lagu motivasiku (namanya juga manusia). Tapi aku takkan bosan mendengarkan lagu motivasi lain, untuk menggugahkan semangat ku di lembaga.sehingga
banyak yang tidak berproduktif.
Subhanallah
tulisanku sampai saat ini belum juga usai (semangat). Tak apalah yang penting
harus pas pada waktunya. Lagu ini sangat mengesankan bagiku, selain tidak
membosankan, lagu ini pun di nyanyikan oleh basis Asean.
Pengaruh
yang sangat besar pada kepribadianku, tak akan aku biarkan menjadi bias di
makan oleh serangga dan hama waktu. Sedikit demi sedikit mengikis semangatku
untuk berhenti melakukan kegiatanku di lembaga.
Mungkin
hanya disini saja ceritaku tentang lagu ini. Mungkin sudah jelas mengapa aku
harus menyukai lagu ini. Narasi yang aku paparkan akan selalu mudah dibaca oleh
murid kelas V SD, membuat girang sang professor untuk membaca tulisanku.
0 komentar:
Posting Komentar