Tak banyak yang kuharapkan dari orang-orang yang menginspirasiku, karena kebingungan membuat siapa orang yang benar-benar menginspirasikanku. Mungkin teman-temanku yang berasal dari filsafat Plato, aristoteles sampai machiavelli yang mereka puji, begitu pula misalnya dengan anak sosiologi banyak yang sangat berharap terhadap tokoh Weber, Durkheim, dan spenser menjadikan orang yang sangat menginspirasikan dalam hidupnya.
Meski aku bukan orang yang bergelut dalam bidang filsafat dan Sosiologi, tetapi untukku tak menjadi penghalang untuk memiliki manusia yang menginspirasikanku. Tetapi hal itu tidak pernah konsisten (gakk papaaa laacchhh).
Waktu aku duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) di kenalkan dengan jenis music rock kalo gak salah namanya Linkin Park. Sebelum aku menyukai gitar, bernyanyi membuatku untuk selalu mengikuti Cester Benington kala itu di bantu oleh ‘R and B’ mike shinoda (kalo gak salah karena aku lupa sekali kanda).
Pada saat Sekolah Menengah Pertama (SMP) Akhirnya masuk sekolah musik, tetapi aku mengambil kelas gitar. saat itu aku bersama temanku tiga orang, hanya saja salah satu dari temanku ada yang mengambil kelas bass, tetapi materi yang di berikan tidak jauh berbeda dengan gitar.
Ketika memasuki materi pertama aku tidak langsung belajar, lantas hanya perkenalan awal tentang sistem kontrak. (namanya juga kursusan). Aku bersama temanku mengambil waktu pertemuan empat kali dalam sebulan dengan jangka waktu 30 menit sekali pertemuan.
Minggu ke-dua akhirnya aku di beri biogarafi oleh kakak yang mengajari saya yaitu Yngwie Malmsteen. Ia mengajarkannya dengan penuh semangat karena ingin memiliki anak-anak sekolah musik yang pintar.
Setelah 2 bulan aku berhenti di sekolah musik yang kebetulan tempat ku sangat jauh dengan kursussan itu, aku memperdalam pengetahuanku mengenai lagu-lagu klasik rock. Sebenarnya banyak yang di pelajari mengenai music oleh ku, seperti Garry more dengan julukan tangan gaib, kemudian Vanhallen bermain gitar dengan giginya.
Hanya saja manusia gitar yang terunggul diantara yang lain adalah Yngwie Malmsteen. Seandainya Yngwie Malmsteen masih hidup dan tinggal bersamaku mungkin aku menjadi anak asuh yang paling tekun dalam mempelajari aliran musiknya.
Dulu lagu yang aku suka dari Yngwie Malmsteen adalah far beyond the sun, hahaaa pokoknya itu deh karena aku lagi gak OL jadi lupa judul lagu favoritku, dan kalo gak salah juga itu ada di album rising forse.
Tetapi saat aku masuk pesantren akhirnya selama tiga tahun aku belum pernah memainkan gitar lagi. Maka dari itu aku sangat berharap untuk idolaku mengajariku bermain gitar dengan julukan seribu jari. (karena yngwie kan julukannya seribu jari).
Aku kembali menjadi orang yang gugup bermain gitar bahkan aku setres tidak bisa bermain gitar, ratusan kunci-kunci semua lagu yang aku ingat saat SMP semua menjadi lupa. Entah kenapa, tapi saya pikir tiga tahun yang membuat ku lupa akan bermain gitar.
Dan aku yakin hal itu. Aku selalu merasa Kaduhung saat orang-orang membunyikan lagu-lagu yngwie malmsteen, kenapa aku sampai bisa lupa terhadap gitaris asal swedia ini. Meskipun begitu teman SMP ku selalu memotivasikan ku untuk tetap memainkan lagu-lagu Yngwie malmsteen.
Aku pun sekarang bingung siapa lagi orang yang menginspirasikanku untuk belajar musik. Karena belajar music bagiku lebih-lebih mengalahkanku belajar disekolah meskipun itu esok hari nya mau uas.
Ingin sekali aku ngejem bersama Yngwie, bermain gitar dengan ala battle. Mungkin itu sangat menyenangkan. Karena saat aku SMP dulu aku sering sekali melakukan battle bersama anak-anak d’jalu, yang saat itu adalah salah satu band local. Kalo gak salah juga nama gitarisnya Aldi, kalo gak lupa namanya juga SMP lama cooy.
Diapun memiliki gitaris idola yang sama denganku Yngwie Malmsteen. dia juga bercerita terhadapku bahwa ia juga pernah kursus, cuam tempat kursusannya jauh di banding aku. Kalo aku di Pandeglang, si Aldi di Cilegon satu provinsi Cuma beda kabupaten.
Aku yakin seandainya semua gitaris Indonesia mengenali Yngwie Malmsteen. kalo lu semua pecinta music gak kenal sama yang namanya Malmsteen jangan ngaku anak Rocck. Itu sih menurut GW
Dan aku gak pernah kebayang kalo misalkan dia mau ke asrama ku, mau aku kasih makan apa ya dia. Sedangkan aku lupa semua aliran-aliran music yang dia kasi. Aneh aku bisa kenal sama dia padahal aku bisa memakai warnet saat aku SMA karena kampong ku begitu kampong.
Memang sih saat aku masuk pesantren pikiranku mengubah dari yang tadi nya music rock beralih kepada music kosidah. saat itu aku salah satu vocal terbaik di antara teman-temanku. Jadi aku lama gak pegang gitar
Mungkin hanya itu saja ceritaku, maaf bang dari pada aku ketinggalan masuk lebih baik aku sedikit membuat tulisanku. Ini memang salahku seharusnya saat ku istirahat aku langaung kerjain tugas ini. Maaf ya sekian teriamakasih.
0 komentar:
Posting Komentar