Home » » Negara Impian

Negara Impian



Setiap orang pasti memiliki hasrat untuk mengujungi negara-nagara yang ada di dunia. Berbagai macam tujuan tersebut, mulai dari bekerja, sekolah, atau bahkan ingin tinggal beberapa tahun di sana. Tapi, bagaimana jika negara tersebut tidak juga dikunjungi hingga tua renta? Tidak jadi soal mengenai itu. Setiap keingin tentu tidak harus dipenuhi. Tak ada salahnya kita berharap bisa ke negara yang diimpikan.

Jika berbicara negara yang ingin dituju, tentu semua orang akan menggiur jika hal itu dilakukan secara gratis. Tapi, sepertinya biaya gratis itu tidak hanya dilakukan oleh orang yang memiliki pangkat kerja yang tinggi. Melainkan oleh mahasiswa juga bisa ditempuh secara gratis melalui beasiswa yang kemudian bisa tinggal di luar negeri.

Jika melihat nilai Indeks Prestasi (IP) saya, rasanya sulit mendapatkan beasiswa sekolah keluar negeri. Sebab, yang saya lihat dari berbagai info, beasiswa hanya diperuntukkan bagi siswa yang memiliki nilai tinggi. Tidak seperti saya yang memiliki nilai IP sangat rendah.

Tapi saya tidak berhenti beruhasa disitu saja. Saya akan terua berusaha untuk memaksimalkan belajar agar bisa menghasilkan nila IP yang tinggi. Setelah memiliki nilai IP yang tinggi akan kucoba untuk bisa mendaftarkan beasiswa ke luar negeri.

Anggap pembicaraan ini suatu yang yang nyata. Seandainya saya bisa memiliki kesempatan untuk melajutkan sekolah ke luar begeri, maka sekolah yang akan saya pilih adalah sekolahan yang berada negara-negara konflik. Saya tidak memikirkan negara yang di tuju, terpenting banyak kejadian konfliknya. Sebenarnya ini merupakan cita-cita saya sejak masih duduk di Sekolah Menengah Atas (SMA).

Sebelumnya cita-cita itu hanya untuk bekerja saja sebagai relawan korban perang. Betapa membayangkan ketika itu saya dan teman-teman Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Pandeglang bisa bertahan hidup di tempat yang terbilang susah mencari tempat hidup.

Tapi, saya meyakini suatu saat saya bisa berangkat ke tempat-tempat konflik dengan alasan bekerja. Meski saya sudah tidak lagi memasuki pada wilayah PMI, semoga dengan pelajaran hari ini mengenai kejurnalistikan bisa mengantarkan saya ke negera yang konflik dengan alasan bekerja atau sekolah.

Jika dibayangkan mungkin saja saya bisa pergi ke Negara Palestina. Betapa saya tidak tahan bila melihat bangsa ini diserang habis-habisan oleh negara musuh. Sebetulnya yang menghancurkan Palestina bukanlah Negara Yahudi, melainkan negara musuh.

Semoga ketika bekerja di tempat tersebut bisa profesional atas pekerjaan saya sendiri dan tidak melihat siapa yang melakukan penyerangan terhadap negara yang minoritas ini. sebagaimana Jehn Henry Dunant menyelamatkan banyak orang tanpa melihat siapa yang melakukan pembunuhan terhadap manusia lainnya.

Saya selalu membayangkan jika berada di Palestina dengan profesional yang saya miliki. Rasanya saya akan benar-benar mengetahui sebenarnya apa arti hidup. Sebab, jika dilihat pada saat ini, saya benar-benar tidak bisa menghargai hidup. Mungkin jika saya berada di tempat yang penuh konflik tidak akan menyia-nyiakan waktu untuk bermain.

Negara palestina memang tidak memiliki pemandangan yang menarik sebagaimana negara lainnya yang sudah merdeka. Negara itu juga tidak mempunyai tempat untuk berekreasi seperti yang dibayangkan oleh banyak orang. Tapi, sama sekali saya tidak melihat tempat menyenangkan tersebut. Saya melihat betapa ada kebahagiaan tersendiri meski harus diburu oleh malaikat “pencabut nyawa”.

Seandainya itu benar-benar terjadi, saya akan merasa sangat senang jika sekolah atau bekerja di sana. Sudah saya bayangkan ketika sekolah di Palestina. Setiap hari memikirkan bagaimana cara bertahan hidup dan bisa memanfaatkan waktu sebaik-baik mungkin untuk belajar.

Begitu pula ketika saya bekerja di Palestina, betapa saya akan memanfaatkan tenaga, waktu, dan uang untuk bisa menolong orang-orang di sana dengan kekuatan yang saya miliki. Semoga hal itu bisa terwujud suatu saat nanti jika sudah tepat pada waktunya.

Negara tersebut benar-benar membuat saya seolah girang untuk cepat-cepat pergi.  Sama seperti teman saya waktu di SMA yang juga memiliki keinginan untuk pergi ke tempat konflik. Ia juga tak kalah memiliki keinginan yang menggebu-gebu untuk bisa pergi ke tempat konflik tersebut.

Pada waktu itu saya pernah bertanya kepada teman yang paling akrab tersebut mengenai apakah tidak takut pergi ke tempat konlik. Maka ia membuktikannya dengan menjadi ketua PMR sebagai bukti bahwa keinginannya tidak bisa dihalangi. Maka dari situlah kita berdua sama-sama pergi ke negara konflik dengan berbagai macam cara.

Saya percaya kepada Tuhan bila keinginan tersebut benar-benar diusahakan, pasti akan terwujud. Bagi saya Palestina bukanlah negara yang sulit untuk dikunjungi. Saya sangat meyakini suatu saat benar-benar bisa berangkat ke Palestina.

Perhatian saya terhadap Palestina memang tidak nampak sama sekali. Entahlah bagaimana agar bisa memperhatikan seperti negara tersebut. Seolah masih ada yang mengganjal untuk memikirkan Palestina. Meski saya tidak bisa berbuat apa-apa, tapi dengan adanya saya di Palestina, semoga bisa berbuat banyak apa-apa untuk Palestina.

Mungkin hanya ini yang bisa saya tulis mengenai negara yang akan dituju. Semoga apa yang diimpi-impikan selama ini bisa terwujud dengan rencana yang telah saya rancang dahulu. Memiliki banyak kekuatan agar bisa menolong orang-orang Palestina jika saya bekerja sebagai relawan. Namun, jika saya terus berkecimpung di kejurnalistikan, akan saya kabarkan bahwa Israel dan Palestina benar-benar damai.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.