Mahasiswa
adalah status luar biasa yang melekat pada diri kita. Tidak semua orang
berkesempatan menyandang predikat sebagai mahasiswa. Mahasiswa bisa dikatakan
tulang punggung rakyat untuk menggantungkan harapannya.
Pasalnya,
sebagai kaum intelektual, diharapkan mahasiswa saat kembali ke masyarakat
benar-benar bisa memberikan kontribusinya pada masyarakat. Oleh karena itu,
saat masih berstatus sebagai mahasiswa, perlu dipersiapkan bekal yang nantinya
akan bisa diaplikasikan sebagai wujud kontribusinya tersebut.
Mahasiswa
kupu-kupu di sini maksudnya adalah mahasiswa yang hanya kuliah pulang – kuliah
pulang. Mahasiswa tipe ini datang ke kampus hanya untuk kuliah saja (study
only). Ketika kuliah (di kelas) selesai , aktivitas lain mungkin ke perpustakaan,
ke kantin, atau nongkrong.
Setelah itu
pulang ke kos atau rumah masing-masing. Hal ini memang menjadi fenomena di
lingkungan Fakultas MIPA yang konon untuk masuk di fakultas ini butuh
perjuangan ekstra dan untuk menjalani perkuliahan pun penuh perjuangan.
Dianalogikan dengan kupu-kupu karena kampus hanya dijadikan sebagai tempat
‘hinggap’ untuk menimba ilmu dan mengenyam pendidikan formal saja.
Lain halnya
dengan mahasiswa kura-kura. Mahasiswa kura-kura di sini maksudnya adalah
mahasiswa yang hanya kuliah rapat-kuliah rapat. Dianalogikan dengan kura-kura
yang berjalan lambat karena saking banyaknya mengikuti organisasi, membuat sang
mahasiswa tersebut terlambat studinya (lulusnya lama). Sering dia mengabaikan
kuliahnya dan lebih fokus pada amanahnya di organisasi. Atau selain hiperaktif
di organisasi, dia juga mengabaikan kuliah dan lebih fokus bekerja (bagi
mahasiswa yang kuliah sambil kerja).
Mahasiswa,
dengan menghasung idealismenya mempunyai peran yang besar dalam lingkungan
masyarakat di kemudian hari. Agar peran tersebut benar-benar memberikan
pengaruh yang signifikan dalam lingkungan masyarakat, maka aktivitasnya saat
menjadi mahasiswa akan menjadi bekal utama untuk mewujudkan tujuan tersebut.
Mahasiswa
sebagai generasi muda, harta mulia bangsa Indonesia, yang akan menjadi tulang
punggung bangsa ini ke depan, mempunyai peran yang luar biasa, sebagai iron
stick, social control, agent of change, dan moral force. Tentu, peran yang luar
biasa ini tidak akan pernah terwujud jika mahasiswa ke kampus hanya untuk
kuliah dan kuliah (study only).
Untuk
mewujudkan peranan mahasiswa di atas diperlukan suatu sarana, salah satunya
organisasi. Dewasa ini, tatanan kehidupan kampus memberikan peluang besar bagi
mahasiswa untuk mendapatkan ilmu dan pengalaman yang tidak akan pernah
didapatkan di bangku perkuliahan. Organisasi merupakan wadah untuk mengasah
soft skill, melatih kemampuan komunikasi dan sosialisasi dengan orang lain.
Akan tetapi,
mahasiswa tidak dianjurkan fokus dalam organisasi saja. Study oriented mutlak
diperlukan karena sebagai insan berpendidikan tak ada lagi orientasi lain bagi
seorang mahasiswa selain mencari dan mendapatkan ilmu, yang tidak baik adalah study
only atau organisasi only.
Masing-masing
individu tentunya mempunyai pemahaman tentang menjaga keseimbangan antara studi
dan organisasi. Mahasiswa yang cerdas akan mampu memanajemen hal ini dengan
baik, bahkan antara studi dan organisasi bisa saling bersinergi sehingga
predikat menjadi mahasiswa ideal bisa diwujudkan.
Tulisan ini
telah sedikit memberi gambaran bagaimana seharusnya menjadi mahasiswa yang
ideal yang mampu memanfaatkan masa kuliahnya secara efektif. Akhirnya, apakah
layak kita disebut sebagai mahasiswa yang ideal? Atau kita termasuk dalam tipe
mahasiswa kupu-kupu? Atau malah kita termasuk mahasiswa kura-kura? Jawabannya
kembali pada diri kita masing-masing dan sejauh mana kita bertekad untuk
berubah.
0 komentar:
Posting Komentar